Powered By Blogger

Kamis, 28 Mei 2009

Topeng Ireng, Mengenal Dunia Dari Seni Tradisional

Festival tari tradisonal Topeng Ireng memberi ruang bagi anak-anak Kota Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah untuk belajar apresiasi seni dan mengenal tradisi budaya masyarakat.

"Gelaran ini memberikan ruang bagi anak-anak terutama di kota ini untuk mengenal dan berapresiasi tentang tradisi budaya, terutama seni tari Topeng Ireng," kata pengajar Seni Tari Universitas Negeri Yogyakarta, Wenti Nuryani, di Magelang, Sabtu.

Festival Topeng Ireng yang diikuti puluhan grup kesenian rakyat itu berasal dari Muntilan, Borobudur, Mungkid, Dukun, dan Salaman. Festival ini akan berlangsung hingga Kamis (23/8).

Gelaran itu swadaya masyarakat Dusun Tambakan, Desa Sedayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang sekaligus memeriahkan HUT ke-62 RI di kawasan tersebut.

Ia mengemukakan, akhir-akhir ini tarian Topeng Ireng berkembang di beberapa tempat di Kabupaten Magelang.

Mengenai asal-usul tarian itu, ia mengatakan, hingga saat ini belum diketahui tetapi para penarinya mengenakan pakaian mirip orang Indian di Amerika dengan kedua kaki dipasangi puluhan "kelinthing", sedangkan tarian diiringi tabuhan gamelan.

"Tarian ini sedang mendapat tempat di hati masyarakat dan akhir-akhir ini perkembangannya di Magelang luar biasa. Kostumnya yang ala Indian mungkin menjadi daya tarik tersendiri," kata Wenti yang juga seniman Padepokan Tjipto Boedojo Tutup Ngisor, lereng Gunung Merapi, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang itu.

Ia menjelaskan, tarian itu sejenis Kubro Siswo dan Badui, tarian tradisional yang berkembang terutama di kawasan gunung-gunung di Magelang.

Gerakan tari Topeng Ireng, katanya, menggambarkan masyarakat desa dan gunung-gunung di Kabupaten Magelang melakukan olah fisik setiap hari."Belum diketahui sejarahnya tetapi gerakan tariannya menggambarkan olah fisik orang-orang desa dan gunung-gunung, dengan iringan gamelan rampak," katanya.

Ketua Panitia Festival Topeng Ireng, Sarjono, mengatakan, setiap hari dua grup mementaskan tarian itu di panggung terbuka di halaman rumah warga Muntilan, Bintarto. Sejumlah grup tari Topeng Ireng yang mengikuti festival tersebut adalah "Sinar Mudo" (Wonoboyo, Muntilan), "Putra Rimba" (Ngadiwinatan, Borobudur), "Caping Ireng" (Pabelan II, Mungkid), "Santri Mudo" (Pasar Soko Talun, Dukun).

Selain itu, katanya, grup "Lowo Ireng" (Sidomulyo, Salaman), "Seto Aji Kumitir" (Kepil, Dukun), "Satrio Mudo" (Gupit, Borobudur), "Gagak Ngampar" (Bandung Paten, Dukun), "Topeng Krido" (Pabelan IV, Mungkid), "Topeng Seto" (Cakran, Borobudur), "Anak Rimba" (Srigetan, Borobudur), dan "Topeng Purba" (Kurahan, Borobudur).

Suasana di kampung tempat festival tersebut terlihat semarak antara lain ditandai seni instalasi penjor dan gapura dari bahan anyaman jerami, serta pemasangan sejumlah patung Topeng Ireng di beberapa tempat.

Industri kerajinan merupakan usaha sehari-hari penduduk hampir diseluruh daerah pedesaan di Banyuwangi selain pertanian, serta menjadi sumber penghidupan bagi sebagian penduduk di beberapa wilayah perkotaan.

Berbagai jenis bahan alamai dari ingkungan sekitarnya diolah dengan kreatifitas sehingga menjadi bentuk yang layak berupa hiasan maupun perabot rumah tangga sehari-hari.

Disadari atau tidak, kreatifitas pendudk pedesaan ini menarik perhatian para pecinta seni (kerajinan) dari berbagai negara di dunia. Bahan-bahan yang dibuat dari bahan yang semula tercecer dihutan, dipegunungan dan berbagai tempat yang hampir tidak menapat perhatian, kini menempati ruang-ruangan terhormat di rumah Anda, dihotel-hotel Eropa, Jepang, Amerika, Malaysia maupun Timur Tengah.


INDUSTRI KERAJINAN

Batik Khas Banyuwangi

Seni untuk menggoreskan lilin cair diatas kain yang kemudian diikat dengan warna dan motif, menghasilkan batik tulis yang bermutu tinggi dengan corak dan karakteristik khas Banyuwangi. ada 20 motif batik komtenporer Banyuwangi, diantaranya adalah Batik Gajah oling, Sembur Cacing, Paras gempal, Kangkung Setingkes, Gringsing Ukel, Moto Pitek dan sebagainya. Pengrajin batik dan galery batik Banyuwangi dapat ditemui di :
-
VIRDES COLLECTION
Toko penjualan dan sentra industri Batik Khas Banyuwangi. Dalam sebulan menghasilkan 3.000 M. Terletak di Dsn. Simbar Rt.01 Rw.II Ds. Tampo Kec. Cluring. Telp. (0333) 394214
-
TIRTA WANGI
Toko penjualan industri Batik Khas Banyuwangi. Dalam sebulan menghasilkan 2.550 M. Terletak di Jl. Agung Wilis Banyuwangi
-
SRI TANJUNG
Toko penjualan industri Batik Khas Banyuwangi. Dalam sebulan dapat menghasilkan 2.550 Meter. Terletak di Jl. Tarakan 13 Banyuwangi. Telp. (0333) 41506 - 423313
-
SAYU WIWIT
Toko penjualan industri Batik Khas Banyuwangi. Dalam sebulan dapat menghasilkan 7.500 M. Terletak di Jl. Sidopekso Kel. Temenggungan Kec. Banyuwangi. Telp. (0333) 422642

Kerajinan Kayu

Industri kerajinan kayu tersebar di seluruh daerah Banyuwangi, seperti di Giri, Klatak, Penganjuran, Tukang Kayu, Banjarsari, Tampo, Kaligondo ( Pesanggaran ). Hasil kerajinan kayu berupa bubut kayu, mosaik, guci, vas, asbak, dekorasi dinding, mangkok, patung, relif, perabot rumah tangga, berbagai macam hiasan untuk cinderamata dan lain - lain.

Pisau Komando


Industri pisau komando di produksi di Kelurahan Singotrunan Jl. Kerinci No 11 Banyuwangi. Ada bermacam - macam produk pisau komando antara lain; samurai komando, pisau dapur, golok dan pisau khas tradisional; rencong, mandau, kujang, campurian, clurit, dan sebagainya.

Kerajinan Perak

Industri Rumah tangga yang berupa Kerajinan Perak milik Saiful Bachri - terletak di Dusun Krajan Desa Dasri Kec. Tegalsari. Industri ini memperkerjakan karyawan sekitar 10 orang. Pemasarannya ke berbagai daerah. Sering mengikuti Pameran dan Pekan Promosi tidak hanya di Daerah Banyuwangi akan tetapi ke berbagai kota yang ada di Jawa Timur ini dan sering melayani pesanan dari Luar negeri dan luar Propinsi. Dusun Krajan Desa Dasri / Kantor Kec. Tegalsari

Industri Kompor

Industri Rumah tangga pembuatan kompor ini terletak di Dusun Blokagung Desa Karangdoro Kecamatan Tegalsari. Industri rumah tangga ini memperkerjakan karyawan sebanyak 8 orang dengan sistem borongan. Pemasarannya ke berbagai daerah di luar Kab. Banyuwangi. MUNJAR MOHTAROM adalah Pemilik Industri rumah tangga ini.
Dusun Blokagung Desa Karangdoro Kec. Tegalsari Kab. Banyuwangi
Kerajinan Sapu Ijuk

Industri Rumah Tangga yang berupa Kerajinan Sapu Ijuk milik Sdr. Samsul Arifin ini terletak di Dusun Sumbergayam Desa Dasri Kec. Tegalsari. Karyawan yang dipekerjakan sekitar 12 orang. Pemasarannya ke Pulau Dewata / Bali. Dusun Sumbergayam Desa Dasri / Kantor Kec. Tegalsari

Kerajinan Daur Ulang - Akar Daun
Kerajinan daur ulang ini terdapat di Dusun Kejoyo Desa Tambong Kecamatan Kabat Banyuwangi. Barang – barang kerajinan ini berasal dari bahan bahan yang semula tercecer dihutan, gunung, sungai, kebun dan berbagai tempat yang tidak mendapat perhatian. Kayu kering, akar, daun, kulit pohon pisang dijadikan cineramata, furniture, lampu, tas, topi dan sebagainya yang sangat bagus.
Kerajinan Boneka Gandrung
Boneka Gandrung terbuat dari bahan fiberglass yang dapat berupa patung, gantungan kunci, hiasan dinding atau asesoris mobil dan berbagai cinderamata lainnya. Pengrajinnya dapat ditemi di Kelurahan Tukang Kayu, Kecamatan Banyuwangi.
Kerajinan Gerabah Tanah Liat
Berada di Kelurahan Pengantigan, dalam kota Banyuwangi. Dulu namanya Gentengan karena pusat tempat orang membuah gerabah tanah liat berup guci, vas bunga, genteng dan berbagai perabot rumah tangga lainnya. Pengunjung bisa melihat proses bagaimana gerabah tanah liat itu dibuat.
Kerajinan Tenun Serat Pisang Abaka
Masyarakat using dulunya terkenal dengan kerajinan tenun. Tenun serat pisang abaka yang ada dan satu-satunya di Banywangi ini berada di desa kemiren, Kecamatan Glagah. Bahannya diambil dari perkebunan Bayu Lor, dimana satu-satunya perkebunan di Banyuwangi yang menanam pisang abaka.
Kerajinan Bambu - bambu
Adalah sangat mudah memperoleh bambu di Banyuwangi. Para pengrajin mengolahnya menjadi berbagai jenis cinderamata yang indah seperti tutp lamu, tempat buah, tutup piring, furniture dan dekorasi interior dan sebagainya. Pusat kerajinan bambu ini terdapat di Desa Gintangan Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi.

Kerajinan Turun - temurun

Industri Kerajinan merupakan usaha sehari - hari penduduk hampir di seluruh daerah perdesaan Banyuwangi selain pertanian, serta menjadi sumber penghidupan bagi sebagian penduduk di beberapa wilayah perkotaan.
Berbagai jenis bahan alami dari lingkungan sekitarnya diolah dengan kreatifitas sehingga menjadi bentuk yang layak berupa hiasan maupun alat kebutuhan rumah tangga sehari - hari.

Kreatifitas penduduk pedesaan ini menarik perhatian para pecinta seni (kerajinan) dari berbagai negara di dunia. Bahan - bahan yang dibuat dari bahan semula tercecer di hutan, di pegunungan dan diberbagai tempat yang hampir tidak mendapat perhatian, kini menempati ruangan - ruangan terhormat di ruang anda. Di hotel - hotel negara Eropa, Jepang, Amerika, Malaysia, maupun di Timur Tengah.

HOME INDUSTRI

Selai Pisang

Selai pisang merupakan makanan / jajanan khas Banyuwangi. Ada dua macam selai pisang, yaitu selai pisang goreng tepung dan molen selai pisang. Selai pisang di produksi di Kelurahan Klatak (Kalipuro), Lateng, Singonegaran, Kebalenan, Penganjuran, Mojopanggung, Kecamatan Glagah, Songgon, Sukonatar,Bangorejo, Buluagung, Siliragung, dan lain sebagainya.

Home Industri Rengginang dan Krupuk
Rengginang dan Krupuk Monalisa
Home industri ini memproduksi rengginang dan krupuk rasa ikan, udang, bawang, manis, dll.

Home Industri Roti
YAN S ROTI Produksi Fairus Bakery
Industri rumah tangga roti ini mempunyai beberapa produk diantaranya yaitu : roti sisir, roti sutra, roti kiyong, roti vodka, roti tawar susu, roti tawar kentang, roti sobek ( rasa coklat, sarikaya, keju ), roti coklat. Produsen roti leza, empuk dan terkenal ini sudah mempunyai ijin DINKES dengan nomor : P-IRT No. 2.06.3509.01051. Home industri ini mampu berproduksi sebanyak 100 bungkus roti per hari dengan pekerja sebanyak 4 ( empat ) orang. Home industri ini terletak di Kelurahan Kalirejo Kecamatan Kabat.

Rabu, 27 Mei 2009

KERTAS DAUR ULANG

Kertas Limbah


Kertas ini dibuat dari kertas-kertas yang sudah tidak terpakai ( limbah ). Sebenarnya limbah-limbah kertas tadi masih bisa diolah dan dikombinasikan dengan berabagai bahan, yaitu pada waktu proses pembuatan kertasnya. Tujuannya untuk menimbulkan efek yang berbeda dari kertas tadi. Sehingg hasil yang di dapat menjadi lebih indah dan menarik.

Labels:

Kertas dari Alang-alang















Ini salah satu contoh kertas daur ulang yang dibuat dari jenis rumput alang-alang. Ukuran kertas setara dengan ukuran kertas HVS jenis Folio atau A4.

Labels:

Kertas dari Rumput Gajah
















Ini salah satu contoh kertas hasil pengolahan dari jenis tanaman rumput gajah.

Labels:

Tuesday, February 5, 2008

Bahan Dasar Kertas Daur Ulang

Di dalam membuat kertas daur ulang, bahan-bahan yang bisa di gunakan ada dua jenis yaitu dari limbah kertas dan tanaman hasil pertanian atau tanaman-tanaman non produktif.
Ini merupakan salah satu contoh bahan dari limbah koran yang dapat di olah atau didaur ulang menjadi kertas dengan hasil yang berbeda. Di dalam proses pembuatan kertas daur ulang dari limbah koran maupun limbah kertas lainnya, pertama-tama yang harus dilakukan adalah kertas limbah tadi di potong kecil-kecil kemudian direndam di dalam air kurang lebih satu hari, baru kemudian setelah lunak kemudian di blender sampai menjadi bubur kertas. Setelah semua menjadi bubur, proses selanjutnya adalah di cetak dengan menggunakan alat cetak dari kawat kasa yang telah terpasang pada sebuah spanram dengan ukuran kurang lebih 21,5 cm x 33 cm.

Batang pisang juga dapat di olah menjadi kertas, yaitu setelah mengalami proses pengeringan dan pengolahan lebih lanjut. proses pembuatan kertas dari bahan batang pisang pertama-tama yang harus dilakukan adalah, batang pisang tadi dipotong kecil-kecil dengan ukuran berkisar 25 cm, lalu di jemur di bawah terik matahari hingga kering. Setelah batang pisang tadi kering proses berikutnya adalah dengan cara direbus sampai menjadi lunak, namun pada saat proses perebusan sebaiknya di tambah dengan formalin atau kostik soda maksudnya adalah di samping untuk mempercepat proses pelunaan juga untuk menghilangkan getah-getah yang masih menempel pada batang pisang tadi, pada proses berikutnya batang pisang yang sudah lunak tadi disaring dan dibersihkan dari zat-zat kimia tadi baru kemudian di buat bubur ( pulp) dengan cara di blender. Baru kemudian dicetak menjadi lembaran-lembaran kertas.
Alang-alang merupakan jenis rumput-rumputan dan sebagai tanaman non produktif,sebagian orang tanaman ini di anggap salah satu tanaman pengganggu. Tapi bagi orang yang memiliki kreativitas tinggi alang-alang justru merupakan tanaman yang dapat mengasilkan pendapatan, yaitu sebagai bahan dasar dalam pembuatan kertas,tentu saja setelah mengalami proses lebih lanjut.

Labels:

Tuesday, January 29, 2008

Kotak Perhiasan


Kotak Perhiasan ini terbuat dari kertas daur ulang, dan limbah pertanian. Sejatinya produk ini saya buat dari tanaman hasil pertanian seperti misalnya dari batang pisang, dan rumput alang-alang yang telah saya proses menjadi kertas dan dikombinasi dengan kertas daur ulang.
Untuk hiasannya saya menggunakan bahan rempah-rempah seperti lada, ketumbar, cengkih dll, kenapa saya memilih bahan ini ? disamping mudah di dapat juga memiliki keunikan tersendiri apalagi setelah di tempel dan disusun pada kotak perhiasan ini, ternyata hasilnya tidak mengecewakan justru tampak indah, artistik yang tentu saja unik.

Labels:

Tempat Tissu


Limbah-limbah kertas maupun tanaman yang tidak produktif ternyata dapat kita manfaatkan atau kita olah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis seperti contoh Tempat Tissu. Tempat Tissu ini terbuat dari kertas limbah / daur ulang,juga dari tanaman alang-alang yang telah diproses menjadi kertas,untuk memperindah tampilan dari tempat tissu ini saya kombinasikan dengan bahan rempah-rempah seperti kayu manis, lada, ketumbar dll, semua bahan yang di gunakan dalam pembuatan tempat tissu ini adalah murni dari bahan alam, kecuali lem sebagai alat perekatnya. Rempah-rempah tadi saya susun sedenikian rupa sehingga terbentuk sebuah hiasan yang menarik dan unik, dan terbentuk satu kesatuan yang artistik.

Labels:

Monday, January 28, 2008

Sejarah Kertas

Keberadaan kertas dalam kehidupan manusia cukup penting, karena kertas berfungsi sebagai pencatat ilmu pengetahuan, media untuk promosi perdagangan, sarana untuk menyampaikan pikiran serta gagasan, dan lain-lain. Di atas permukaannyalah terletak berbagai informasi yang ingin disampaikan, misalnya tulisan atau gambar.
Masalah utama yang dihadapi para pembuat kertas produksi massal saat ini yang dikerjakan dengan menggunakan mesin yang serba otomatis, serupa dengan masalah pembuat kertas di China pada zaman dahulu, yaitu masalah untuk mendapatkan dan menggunakan bahan-bahan yang cocok untuk pembuatan kertas, masalah bagaimana membuat bubur kertas dan membentuk kertas agar awet dan wujudnya menarik atau bagus, dan masalah bagaimana membuat kertas yang halus atau enak untuk disentuh dan menarik untuk dilihat.
Sebelum kertas diketemukan, manusia telah mengetahui bagaimana mengungkapkan perasaan dirinya melalui bahasa gambar dan bahasa tulisan , sehingga mereka berusaha mencari permukaan-permukaan benda yang sekiranya cocok untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Pada awalnya cara mereka mengungkapkan perasaan melalui suatu kegiatan menggambar, seperti menggurat, mengukir, mentakik atau menoreh di atas permukaan batu, tulang belulang, dan sebagainya.
Tanda-tanda yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, dapat dibagi menjadi dua grup:
1) Piktografi atau tulisan berupa gambar (picture writting) hanya obyek-obyek tertentu yang digambarkan.
2) Ideografi atau tulisan yang mengungkapkan gagasan (ideawriting), memperlihatkan lebih dari satu gambar dan semuanya mempunyai nilai simbolik.
Batu sebagai sarana untuk berkomunikasi lewat tulisan, hampir sama sebagaimana bahan tersebut digunakan sebagai patung. Melalui medium ekspresi ini, maka suatu angka yang tidak berurutan dari catatan sejarah telah dibuat dan berlaku untuk masa dunia moderen saat ini. Orang Mesir telah memahat hieroglyphs dalam monumen batu yang disebut obelisks. Salah satu obelisks kuno itu, sekarang ini berdiri tegak di Central Park, New York.
Bangsa Sumeria di daerah sungai Efrat dan Tigris (Irak sekarang), sejarahnya diperkirakan dimulai sejak 3000 tahun yang lalu. Orang-orang Sumeria menciptakan dan menggunakan huruf-huruf paku (cuneiform), yang merupakan tulisan pertama yang dikembangkan di dunia. Ketika Sumeria ditaklukan, si pemenang berbaur dengan orang-orang Sumeria dan mengambil alih tulisannya. Pada waktu itu tulisan paku masih di atas batu.
Orang-orang Chaldea dari Babylonia Kuno, telah mencap tanda-tanda dengan alat ukur tulang ke dalam tanah liat dalam berbagai ukuran dengan huruf-huruf paku. Tanah liat tersebut kemudian dibakar sehingga menjadi keras. Hasil dari kegiatan tresebut dikirimkan dari satu orang ke orang lain, seperti halnya tulisan kertas berharga dan surat-surat yang dipertukarkan saat ini. Ashurbanipal, penguasa Assyria, telah membentuk perpustakaan yang berisi tulisan di atas tanah liat ini.
Penggunaan beberapa logam seperti kuningan, tembaga, perunggu dan timah, tidaklah diketahui pada awal peradaban. Dalam Bibel, referensi dibuat terhadap pemakaian timah untuk tulisan-tulisan permanen. Logam-logam yang lain digunakan dalam pemeliharaan atau pengawetan perjanjian-perjanjian, hukum-hukum dan persekutuan-persekutuan. Orang-orang Rowawi menggunakan perunggu dalam mencatat peringatan-peringatan mereka dan dalam medan pertempuran para serdadu Romawi memahat keinginan-keinginan mereka pada gesper logam atau pada sarung pedang mereka. Sebagai benda kesayangan, maka barang-barang perunggu tersebut dipahat dan diukir dengan nama-nama atau simbol mereka pada awalnya, kemudian ditulisi untuk memperingati suatu peristiwa atau menerangkan alasan bagi pembuatan benda-benda perunggu tersebut, atau untuk menerangkan cara menggunakannya, atau untuk mencatat nama-nama dari para pembuatnya.
Buku-buku besar tersusun dari lembaran-lembaran kayu telah dipakai sebelum masa Homer (abad ke 9 SM). Bahan utama berasal dari kotak kayu dan pohon-pohon citron. Setiap bagian kayu biasanya ditutup dengan suatu lapisan kayu halus tipis dari lilin, kapur atau plester dan tanda- tanda atau tulisan ditorehkan pada lapisan itu dengan menggunakan sebuah logam atau tulang yang berbentuk lancip. Teknik ini memungkinkan untuk menghapuskan tulisan dengan cara pelapisan kembali lembaran-lembaran kayu tersebut. Papan-papan atau lembaran kayu itu kemudian diikat bersama-sama dengan sabuk kulit, sehingga menjadi susunan buku yang disebut codex. Buku meja tetap dipakai hingga abad ke 14. Di negeri timur tanda-tanda itu ditulis dalam bilah-bilah bambu kering yang diikat bersama-sama sehingga membentuk bundelan atau ikatan. Barang tersebut tanggung dan sukar untuk menyimpannya. Setiap kali buku dipergunakan, maka tali itu harus diikatkan kembali. Orang-orang China dahulu kala, tidak memberi nomor pada bilah-bilah bambu tersebut, sehingga akan membingungkan urutannya jika tali-tali yang mengikat putus atau bilah-bilah tersebut dibongkar. Menempatkan kembali pada urutan semula dari bilah-bilah tersebut, seringkali tidak bisa dilakukan.
Menulis pada daun-daun palem dan jenis tumbuh-tumbuhan lain telah dipraktekkan sejak jaman dahulu kala di Romawi dan negara-negara Timur dekat. Daun-daun palem yang lebar dan berstrip-strip dari berbagai ukuran panjang dan lebar, kira-kira 2 inchi dipotong. Sebuah alat dari logam yang berbentuk lancip digunakan untuk menoreh daun tersebut. Hasil torehan kemudian diisi dengan semacam cat yang dibuat dari arang sehingga tulisan-tulisan tersebut menjadi jelas dan menonjol. Setiap lembar daun ditusuki untuk membuat 2 buah lubang dan daun-daun tersebut diikat bersama dengan tali untuk menjadi sebuah buku. Pemakaian daun-daun dari berbagai pohon tersebut menghadirkan istilah kata "leaf" yang saat ini mempunyai arti bagian dari sebuah buku.
Kulit dari berbagai macam pohon telah digunakan sebagai bahan tulisan, hampir pada setiap periode dan daerah. Di jaman latin telah digunakan kulit pohon bagian dalam, dikenal dengan nama liber. Pada waktu itu, pengertian liber adalah istilah untuk buku itu sendiri dan kata "library" berasal dari istilah liber tersebut.
Orang-orang Indian Amerika telah menulis bahasa simbol mereka dengan tongkat-tongkat kayu dan cat cair pada kulit pohon birch putih dari Amerika Utara. Penduduk asli Central dan Amerika Selatan, termasuk Mexico telah banyak mempunyai kesempatan membuat semacam kertas dengan cara memukul kulit bagian dalam pohon-pohon moraceous. Sejarah tidak memperlihatkan bahwa penduduk asli apa yang sekarang disebut Amerika Serikat pernah membuat kertas dari suatu bentuk atau jenis. Parchment adalah suatu bahan berupa lembaran yang terbuat dari kulit binatang, telah menduduki tempat yang sangat unik dan hebat dalam sejarah evolusi kertas. Ia membangkitkan suatu perasaan antik dan dihubungkan dengan kualitas yang secara praktis tiada tara bandingannya. Parchment mempunyai daya tahan lama dan bisa bertahan sampai ratusan tahun. Parchment telah menjadi pembawa nilai yang sangat berarti bagi catatan-catatan dan cerita-cerita dari jaman klasik Yunani hingga abad pertengahan, dan banyak parchment kuno yang tetap ada hingga sekarang sebagai saksi terhadap bahan yang sangat bermanfaat ini. Kata " parchment" diambil dari Pergamum, sebuah kota kuno Mysia di Asia Kecil. Para sarjana berpendapat bahwa parchment atau kertas dari kulit mungkin sudah digunakan sejak 1500 SM, akan tetapi parchment tersebut tidak digunakan menjadi permukaan untuk menulis sampai sekitar 200 SM kemudian.
Kulit binatang telah terbukti menjadi yang paling sulit untuk penyediaannya, dan selalu menjadi masalah; yang lunak kontra yang keras, berlubang-lubang serta daya penerimaan permukaan terhadap berbagai macam media. Kulit binatang juga kenyal serta kuat dari banyak manipulasi dan perlakuan tangan penyamak. Ia bisa diberi warna, disemir. dibengkokkan dan diberi perhiasan dengan cara ditatah, diukir, dilubangi dan dijahit. Daya tahan pemakaiannya kuat atau tahan lama dan jika digoresi, diukir, atau disimpan karena tidak terpakai, wujudnya tetap bagus. Parchment yang sebenarnya tidak seperti halnya kulit, terbuat dari belahan kulit domba. Bagian terkecil dan sisi bulu-bulu domba dari kulitnya dibuat menjadi skiver, yaitu bahan yang cocok untuk dipakai dalam penjilidan buku. Daging dan sisi-sisi dari kulit diubah menjadi parchment atau kertas kulit dan akan menjadi kualitas yang paling bagus.
Vellum terbuat dari kulit anak sapi atau kulit anak domba dan biasanya terbuat dari seluruh kulit itu. Perbedaan antara Vellum dan parchment terlihat pada butir-butir dan tanda-tanda rambut yang biasanya menghasilkan permukaan yang tidak teratur. Parchment biasanya lebih konsisten dalam penampilan dan tidak memiliki sifat-sifat elusive ini. Parchment dan vellum harus digores, digosok dengan kapur dan direntangkan sehingga kulit mempunyai bentuk penampilan yang rata. Setelah itu ditaburi dengan pasir dari batu apung yang halus agar permukaannya menjadi bagus untuk menulis dan kaligrafi. Penulisan selama berabad-abad telah dilakukan dengaan sangat selektif dengan kulit untuk menjamin kesamaan warna dan kualitas permukaan dalam penjilidan yang memerlukan banyak halaman. Parchment tetap terus dipakai sepanjang masa Renaissance dan disebutkan bahwa untuk menghasilkan sebuah duplikat tunggal dari Bibel Gutenberg, diperlukan kulit domba sebanyak 300 ekor. Parchment dan vellum masih selalu dibutuhkan sampai saat ini untuk mendapatkan diploma, sertifikat, hak-hak patent dan sebagainya dalam keadaan yang bagus dan alamiah. Para penulis kaligrafi mendapatkan bahan-bahan ini agar sesuai dan ideal dalam membuat karya.
Percobaan pertama yang telah sangat berhasil dengan gemilang untuk pembuatan sebuah barang yang menyerupai kertas moderen seperti yang telah banyak dikenal selama ini, telah dibuat di Mesir pada jaman dahulu. Suatu tanaman air yang dikenal dengan nama papyrus telah menghasilkan bahan tersebut. Papyrus merupakan suatu tanaman yang sangat menarik perhatian, tangkainya tumbuh dari 10 hingga 15 kaki tingginya. Tangkainya berbentuk segi tiga secara bersilangan dan disekeliling dasarnya tumbuh beberapa daun yang berserabut pendek. Papyrus sangat halus atau rata, tanpa bonggol-bonggol dan duri-duri yang menuju pada kelompok bunga besar, nyaman dan berbentuk rumbai. Tanaman tersebut tumbuh dengan indah ditepian danau yang kecil dan sungai-sungai di bagiaan Afrika. Berasal dari kulit-kulit tipis atau kulit-kulit halus, kertas papyrus dibuat. Bagian-bagian ini dipisahkan dengan alat yang tajam, jarum panjang, atau kepah rumah siput yang lancip dan kemudian ditaburkan di atas sebuah meja dengan suatu lapisan tipis dari air dalam bentuk dan ukuran yang diperlukan untuk lembaran-lembaran itu. Pada lapisan pertama dibuat dari tuangan ini, yang kedua ditempatkan secara melintang untuk membentuk suatu lembaran dari ketebalan yang dikehendaki, kemudian di-press dan dikeringkan di panas matahari, kemudian digosok benda-benda yang halus tapi keras. Paling banyak adalah 22 lembar yang bisa dipisahkan dari satu tangkai dan yang paling dekat isi batang kayu atau pusat, yang paling baik dijadikan kertas. Perdagangan kertas orang Mesir telah berkembang dengan pesat pada abad ke 3 dan berlanjut hingga abad ke 5 SM.
Tumbuhnya pemakaian kulit binatang serta perubahan-perubahan geografis daerah sungai Nil, telah mendorong terhadap matinya papyrus. Penanaman menjadi sukar dan papyrus menurun dengan drastis. Kata "paper", "papier" dan "papel" diambil dari kata latin papyrus. Biblios merupakan terminologi latin yang digunakan untuk arti bagian dalam serabut (fiber) dari tanaman papyrus dan tulisan pada lembaran-lembaran papyrus dikenal dengan sebutan biblia.(sumer. Nooryan Bahari)

Labels:

Perjalanan Sampah Plastik



Oleh Khazinah

Meninjaklanjuti aksi Hari Bumi 22 April 2008 yang lalu, setelah melalui proses pemilahan dan pencucian, kemudian terkumpullah sampah plastik yang sudah bersih. Aksi kami (Pemulung Sampah Gaul, atau PSG) selanjutnya adalah: tiap kelompok bermusyawarah tentang karya apa saja yang akan dibuat. Mulanya kami tidak tahu bagaimana cara mengolah sampah plastik yang begitu banyak itu. Tidak ada pembimbing khusus yang mengajari kami tentang bagaimana cara membuat kerajinan dari plastik. Tapi, meskipun demikian, kami para PSG tetap bersemangat mencari ide untuk membuat sampah plastik menjadi sesuatu yang lebih berharga. Dalam benak kami tertancap kata-kata penyemangat: saya bisa, saya harus bisa, saya pasti bisa.
Pada awalnya kerajinan plastik yang kami rancang itu dibuat secara manual. Meskipun dengan cara manual, ternyata kami bisa menghasilkan beberapa macam bentuk kerajinan dari plastik seperti tas, dompet, tempat alat tulis, dan sebagainya. Hasilnya tidak begitu mengecewakan, meskipun tidak seperti yang diperjualbelikan di toko-toko kerajinan. Tapi itu adalah sebuah kebanggaan bagi kami yang telah ikut berpartisipasi mengurangi polusi sampah yang kian membludak.
Pada proses pembuatan kerajinan plastik, semangat kami sempat surut, karena sulitnya mendapatkan peralatan dan perlengkapan yang kami butuhkan untuk lebih mempercantik hasil kerajian sampah plastik. Bahkan ketika beberapa dari teman kami mencari toko yang menjual peralatan dan perlengkapan tersebut, mereka sempat kelimpungan sebab di daerah kami sangat sulit menemukan toko yang menjual peralatan dan perlengkapan untuk mengolah kerajinan sampah plastik Karena sulitnya mendapatkan peralatan dan perlengkapan tersebut, maka kami terpaksa menggunakan bahan seadanya yang sekiranya dapat mempercantik hasil kerajinan kami. Kami menggunakan pita, selang, benang siyet, plastik mika, risleting, dan alat-alat sederhana lainnya.
Ternyata hasilnya cukup memuaskan. Bahkan, setelah melihat hasil kerajinan sampah plastik yang kami buat, banyak lembaga lain yang ingin belajar dari kami tentang pemanfaatan sampah menjadi sesuatu yang layak pakai.Terkait dengan ini, maka pada tanggal 4-5 Juni 2008 kemarin dua orang anggota PSG diutus untuk menyalurkan sedikit ilmu dan pengalamannya untuk melatih teknik pengolahan sampah plastik menjadi kerajinan. Dua orang anggota PSG itu mengajari siswi-siswi Madrasah Aliyah 1 Annuqayah putri yang juga punya kepedulian lingkungan. Beberapa sekolah lain sudah menghubungi kami dan ingin belajar tentang pengolahan sampah plastik, di antaranya Madrasah Aliyah Annajah I Karduluk.
Dalam satu pekan terakhir, pengerjaan kerajinan sampah plastik ini semakin mendapat angin segar. Selain tersedianya peralatan pendukung yang lebih baik, seperti tali tas 'beneran', anak-anak PSG secara berkala dan intensif saat ini digembleng khusus untuk peningkatan mutu dan desain kerajinan oleh Lora Khathibul Umam yang kebetulan sedang berlibur—beliau kuliah di Jogja.
Dan alhamdulillah saat ini kami bisa menghasilkan karya yang lebih baik dari sebelumnya dan sudah layak untuk dijual. Sampai saat ini hasil karya kami sudah terkumpul sangat banyak dari berbagai model dan bentuk mulai dari tempat pensil yang berbentuk persegi empat hingga segi tiga.
Kabar terakhir, hasil kerajinan kami mendapat perhatian khusus dari pihak sekolah. Insya Allah, di ajang lomba menjelang pembagian rapor bulan depan, di Madaris 3 akan diadakan Pameran Karya Siswa yang di antaranya akan menampilkan hasil kerajinan kami. Bahkan, kemarin kami mendapat kabar bahwa aktivitas kami akan diliput oleh Madura Channel, televisi lokal di Madura.
Teman-teman PSG, jangan berhenti berkarya!

Khazinah, siswi XI IPS SMA 3 Annuqayah, anggota Pemulung Sampah Gaul (PSG).

Kerajinan Kerang Kenjeran, Bukan Hanya Loka






Iwan Setiyawan
"TIRAI kerangnya, Pak, Bu. Ini ada pigura foto buat Mas dan Mbak. Kalau ingin terus mendengar suara debur ombak Pantai Kenjeran, beli saja kerang serbung ini. Gelangnya juga cantik lho," demikian teriakan "anak pantai" dan belasan pemilik toko suvenir yang tersebar di sepanjang jalan menuju Pantai Kenjeran maupun di dalam areal obyek wisata itu. Mereka meneriakkan kata-kata yang seperti "lagu wajib" bagi pedagang di sana berulang-ulang. Tanpa lelah dan bosan. Lazimnya obyek wisata pantai lain, Pantai Kenjeran pun tak luput dari serbuan perajin pernak-pernik khas pantai. Mulai pigura foto, lukisan, lampu, hiasan dinding, tirai, boneka, sampai aksesori seperti gelang, giwang, dan jepit rambut, banyak dijajakan pedagang. Beragam kerajinan yang menggunakan bahan baku kerang tersebut ditawarkan mulai dari harga Rp 1.000 hingga Rp 17.500. Tidak terpaut banyak dari harga dasar yang dipatok oleh puluhan perajin kerang yang tersebar di Kelurahan Tambak Deres, Kecamatan Kenjeran, Surabaya.

Para perajin dan pengusaha ini bergantung sepenuhnya pada puluhan "anak pantai" yang giat menawarkan dagangannya kepada pengunjung pantai. Di musim liburan sekolah seperti sekarang ini, jumlah pedagang bisa berlipat ganda, demikian pula kerajinan yang terjual akan meningkat pesat, sesuai jumlah pengunjung pantai yang bertambah drastis.

Memang, begitu sampai di kawasan Kenjeran pandangan mata kita akan langsung tertuju pada belasan toko suvenir yang berjajar di sepanjang jalan menuju pantai. Ada toko yang dibangun dengan serius, sehingga bangunannya kokoh, indah, dan menarik. Ada pula yang dibangun seadanya, sederhana, tanpa model yang rumit. Namun, tetap saja ada persamaan antara toko yang kecil dan sederhana dengan toko besar yang cantik, yaitu jenis kerajinan yang dipajang.

Menurut pengakuan para pemilik toko suvenir, barang-barang itu mereka dapatkan dari perajin yang tinggal di sekitar kawasan itu saja. Namun, ternyata para perajin justru mengaku bahwa mereka hanya mengerjakan sebagian kecil jenis kerajinan, yakni pigura foto, lampu, mainan sederhana, dan gelang.

Sementara kerajinan lain yang lebih rumit dan bervariasi mereka datangkan dari Situbondo, Madura, Pasir Putih, Bali, Lampung, Papua, dan Maluku.

***

BANJIR kerajinan kerang "impor" dari berbagai pulau itu bukan tanpa sengaja. Serbuan kerajinan kerang dengan warna-warni yang menarik itu disebabkan oleh keterbatasan kemampuan perajin lokal Kenjeran untuk membuat dan mendesain pernak-pernik.

Seorang pengusaha kerajinan terbesar di Kenjeran, Hj Choiriyah, menyebut keengganan perajin lokal untuk bersusah payah membuat pernak-pernik yang rumit adalah penyebab utama ia harus mendatangkan kerajinan dari luar daerah. Menurut pengusaha yang mempekerjakan puluhan perajin itu, para pekerja lokal hanya mampu membuat hiasan dari bahan dasar kerang dara (kerang asli Kenjeran-Red) yang berukuran besar, dengan tingkat kesulitan yang lebih rendah.

"Sebenarnya perajin pasti bisa membuat hiasan yang rumit dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengerjakannya. Tetapi, mungkin mereka kurang telaten," sesal Choiriyah.

Para perajin mengatakan, hiasan yang paling sulit dan lama membuatnya adalah tirai, kotak perhiasan, lukisan, boneka kura-kura, vas bunga, atau patung binatang yang antara lain menggunakan bahan baku kerang kopi atau sari-sari yang ukurannya sangat kecil.

Oleh sebab itu, pembuatan tirai yang paling banyak diminati pengunjung Pantai Kenjeran pun diserahkan kepada perajin Situbondo. Tirai untuk jendela dan pintu itu dibuat dari kerang sari-sari asal Papua yang teksturnya halus. Pasalnya, perajin Situbondo diakui lebih telaten dan masih mau merangkai kerang berukuran sebesar kwaci itu dengan jarum yang halus.

Tirai halus dari bahan kerang Papua yang berwarna coklat dan hitam itu dijual Rp 7.000 dan Rp 7.500 per setel. Harga itu didasarkan atas panjang tirai, yaitu 1,5 meter dan dua meter. "Kalau menunggu perajin di sini yang membuatnya, dua minggu mungkin baru jadi satu," canda Choiriyah.

***

GURAUAN pengusaha sukses yang telah menggeluti kerajinan kerang selama hampir 20 tahun ini memang beralasan. Pasalnya, selama Kompas menyusuri sentra kerajinan kerang tersebut, yang terlihat adalah perajin yang sedang merangkai kerang yang berukuran besar-besar. Kerang preceng, serbung, dan kerang dara itu dijadikan hiasan dengan beragam variasi.

Ada yang cukup dipercantik dengan cat atau vernis dan dijual dengan bentuk sesuai aslinya saja, ada pula yang dirangkai dengan kerang jenis lain sehingga menyerupai kuda atau manusia. Kerang yang dijual dengan bentuk seadanya saja, antara lain adalah kerang serbung yang dijual dengan harga Rp 35.000, serta kerang tiram yang dicat warna-warni sehingga lebih indah dari aslinya. Jarang sekali, atau bahkan tidak ada, perajin yang terlihat tengah merangkai kerang-kerang lembut menjadi kalung atau gelang.

Dengan jujur, Priyati (27), buruh perajin, mengakui bahwa kemampuannya hanya sampai di situ. Meskipun telah bergelut dengan kerang sejak balita, ibu satu anak ini tidak bisa dipaksa untuk merangkai pernak-pernik dari kerang halus. Maka, yang ia lakukan hanya membuat boneka dari tiga macam kerang berukuran biasa, yang dijual Rp 1.000-Rp 1.500. Untuk mengerjakan itu ia mendapat upah Rp 2.500 per lusin.

Dalam seminggu, Priyati dan belasan perajin khusus kerang besar di Kenjeran mampu menghasilkan 200-an kerajinan, mulai dari proses pencucian hingga pengemasan. Sementara dengan jangka waktu yang sama ia mampu membuat 50 pasang hiasan dinding berbentuk merak yang dijual Rp 3.500-Rp 6.500 per pasang. Bandingkan dengan proses pembuatan tirai, lukisan, atau kotak perhiasan dari Situbondo yang dalam kurun waktu yang sama maksimal hanya mampu menghasilkan 30 setel.

***

PROSES kerja perajin yang diberi upah antara Rp 250-Rp 4.000 untuk setiap kerajinan yang mereka buat ini memang panjang. Proses kerja dimulai dari membersihkan kerang yang kotor sampai menjadi putih bersih. Tahap ini membutuhkan waktu antara 12-48 jam, dengan bahan baku kaporit dan air keras.

Jangan pernah mengira bahwa kerang yang didapat para perajin dari nelayan dengan harga Rp 1.000-Rp 40.000 per kilogram itu sudah berwarna putih, seperti saat dijual di toko-toko suvenir di Kenjeran. Pada mulanya, kerang itu sangat kotor, penuh lumpur, dan agak lunak. Oleh karena itu, harus direndam semalaman dalam larutan kaporit dan air keras agar berwarna putih dan kaku. Selanjutnya, barulah perajin dapat mendesain dan membentuk kerang menjadi beraneka macam kerajinan seperti yang diinginkan pemesan.

Menurut Nasiati (50), bahan baku utama untuk membuat pernak-pernik kerang adalah lem dan cat. Lem yang digunakan pun adalah lem khusus, yang dibuat dengan campuran tepung kanji (tepung sagu) dengan perbandingan lem dan tepung 10:8. Sementara cat yang digunakan untuk membuat boneka adalah cat minyak, cat besi, atau cat kayu biasa. Sedangkan untuk mewarnai kerang agar lebih menarik, digunakan cat khusus, seperti yang digunakan untuk mengecat batu-batu hiasan taman.

***

BAGI perajin kerang Kenjeran, tahapan kerja seperti itulah yang sering dan dapat mereka lakukan. Sementara pekerjaan meronce dan merangkai kerang-kerang yang berukuran halus tidak pernah mereka sentuh. Mereka tidak peduli bahwa dari pekerjaan yang membutuhkan "sedikit" ketelitian dan ketelatenan lebih itu mereka juga dapat memperoleh uang lebih.

Buktinya, upah yang diberikan pengusaha kepada perajin yang dapat membuat lampu atau lampion yang sedikit lebih rumit dibanding boneka biasa, besarnya hampir 10 kali lipat dibanding upah membuat pigura foto. Hampir bisa dipastikan, jika mereka mau membuat kerajinan dari kerang halus yang lebih rumit, pasti upah yang mereka terima lebih besar lagi.

Namun, perajin lebih memilih bekerja ringan dengan upah yang lebih kecil dibanding jika harus bekerja ekstra hati-hati dengan upah besar. Mereka umumnya berpendapat bahwa upah yang kecil itu bisa menjadi besar jika jumlah kerajinan yang mereka hasilkan banyak. Sementara upah yang besar akan terasa kecil apabila jumlah kerajinan yang dihasilkan hanya sedikit.

"Selain itu, kami juga tidak ingin kerajinan di sini cuma itu-itu saja. Mau tidak mau, kami harus mendatangkan kerajinan dari daerah lain, seperti Situbondo, Pasir Putih, dan Bali, agar pengunjung melihat bahwa kerajinan kerang yang kami tawarkan banyak macamnya. Tidak kalah dengan kerajinan di Bali, Jakarta, atau Yogyakarta. Jadi, kalau memang kami harus berbagi rezeki dengan perajin dari kota lain, tidak masalah bukan?" kata Umi (40) tenang, setenang geliat usaha kerajinan kerang di Kenjeran. (RACHMA TRI WIDURI)

DAUR ULANG

Home » Pengetahuan Populer

Pendahuluan

Keberadaan barang-barang bekas seperti, majalah lama, koran bekas, pakaian, kardus, kaleng, plastik kemasan, dan daun-daun kering di sekitar rumah kita acapkali dirasakan mengganggu kebersihan dan kenyamanan hidup.

Semua ini benar adanya jika barang-barang bekas tersebut hanya dilihat sebagai “limbah” atau rongsokan yang tidak berguna. Namun jangan buru-buru Anda buang barang-barang bekas tersebut karena Anda dapat menyulap “limbah” tersebut menjadi barang-barang yang “berharga”. Sentuhan ide-ide kreatif yang segar dan ketrampilan artistik yang Anda miliki akan menghasilkan bermacam kreasi kolase yang unik dan tidak ada duanya.

Ketika masih di Sekolah Dasar Anda mengenal istilah “kolase” melalui aktivitas menghias kendi atau hiasan dinding dengan biji-bijian atau potongan perca. Mendekorasi permukaan suatu benda dengan menempelkan sesuatu di permukaannya merupakan jenis kria yang tertua diciptakan oleh manusia.Menurut para ahli diperkirakan kegiatan ini bermula di Venice, Italia kira-kira pada abad 17 ketika kota Venice menjadi terdepan dalam hal percetakan di Eropah. Seni kolase berkembang pesat di Perancis, Inggris, Jerman dan kota-kota lain di Eropah.
Dalam perkembangannya kemudian kolase secara kreatif dimanfaatkan sebagai unsur estetik yang personal dalam sebuah karya lukis. Kolase menjadi media yang digemari oleh kalangan seniman dunia. Pablo Picasso, George Braque dan Max Ernest terkenal dengan karya-karya lukisnya yang memanfaatkan kolase kertas, kain dan berbagai objek lainnya. Hal ini merupakan inovasi kreatif dari seniman ini dalam kurun waktu 90 tahun yang lalu. Henri Mattise adalah salah satu seniman yang giat berkreasi dengan kolase ketika jari-jari tangannya terserang arthritis hingga tak mampu melukis lagi. Mattise beralih ke kolase, ia memotong-motong kertas warna dalam ukuran besar dengan berbagai bentuk hingga tercipta mural kertas yang indah (Linderman, E. W.,1984:141-142).
Di situs ini Anda akan diberikan tips-tips praktis membuat kolase dari bahan-bahan bekas atau bahan-bahan alam yang terdapat di lingkungan sekitar. Anda dapat memanfaatkan kolase untuk berbagai kebutuhan. Membuat kolase dapat merupakan prosedur menghias atau mendekorasi yang sangat atraktif untuk diaplikasikan pada kartu ucapan, tas kertas, kotak hias, cover buku, bingkai foto, baki kayu dan lain sebagainya. Selain itu, Anda dapat pula mengembangkan kolase sebagai unsur estetik dalam seni lukis atau mengeksplorasi secara kreatif sebagai karya seni.

Pengertian Kolase

Kata kolase yang dalam bahasa Inggris disebut ‘collage’ berasal dari kata ‘coller’ dalam bahasa Perancis yang berarti ‘merekat’. Selanjutnya kolase dipahami sebagai suatu teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat, seperti kertas, kain, kaca, logam dan lain sebagainya kemudian dikombinasi dengan penggunaan cat (minyak) atau teknik lainnya (Susanto, M., 2002:63). Berbagai material kolase dapat direkatkan pada beragam jenis permukaan, seperti kayu, plastik, kertas, kaca dan sebagainya untuk dimanfaatkan atau difungsikan sebagai benda fungsional atau karya seni.

Pemanfaatan bahan baku kolase yang beragam akan menghasilkan karakter bentuk kolase yang unik dan menarik yang dapat dibedakan menjadi : kolase dua dimensi dan kolase tiga dimensi untuk fungsi yang berbeda.

Foto 1: Pemanfaatan Kolase sebagai ornamen
hias pada 'paper-bag'
(Sumber: Miller, Sharlyn, 2001)
Foto 2: Pemanfaatan Kolase sebagai unsur
estetik pada karya tulis.
(Sumber: Welch, Nancy, 2000)

Unsur-unsur Visual

Kegiatan menata komposisi dalam membuat kolase merupakan aktivitas yang penting dan kompleks. Berbagai unsur rupa yang berbeda karakternya dipadukan dalam suatu komposisi untuk mengekspresikan gagasan artistik atau makna tertentu. (Sunaryo, A., 2002:8-9). Yang dimaksud dengan unsur-unsur rupa disini adalah aspek-aspek bentuk yang terlihat, konkret yang dalam kenyataannya saling terkait dan tak mudah dipisahkan satu dengan lainnya. Tampilan keseluruhannya menentukan perwujudan dan makna aspek bentuk itu sendiri.

Unsur-unsur rupa yang terdapat pada kolase antara lain :

  • Titik dan Bintik: titik adalah unit unsur rupa yang terkecil yang tidak memiliki ukuran panjang dan lebar, sedang bintik adalah titik yang sedikit lebih besar. Unsur titik pada kolase dapat diwujudkan dari butir-butir pasir laut. Sedang bintik dapat diwujudkan dari lada atau biji-bijian yang berukuran kecil dan sejenisnya.
  • Garis: merupakan perpanjangan dari titik yang memiliki ukuran panjang namun relatif tidak memiliki lebar. Ditinjau dari jenisnya garis dapat dibedakan menjadi: garis lurus, garis lengkung, garis putus-putus dan garis spiral. Unsur garis pada kolase dapat diwujudkan dari potongan kawat, lidi, batang korek, benang dan sebagainya.

Foto 3: Unsur titik dan bintik pada kolase
yang terbuat dari pasir laut, lada, kedelai,
biji-bijian, dsb.

Foto 4: Unsur garis pada kolase yang, terbuat
dari benang, seperti garis lurus, lengkung,
patah-patah, dsb.

  • Bidang: merupakan unsur rupa yang terjadi karena pertemuan beberapa garis. Bidang dapat dibedakan menjadi bidang horizontal, vertikal, melintang. Aplikasi unsur bidang pada kolase bisa berupa bidang datar (2D) dan bidang bervolume (3D).

  • Warna: merupakan unsur rupa yang penting dan salah satu wujud keindahan yang dapat dicerap oleh indera penglihatan manusia. Warna secara nyata dapat dibedakan menjadi warna primer, sekunder dan tertier. Unsur warna pada kolase dapat diwujudkan dari unsur cat, pita/renda, kertas warna, kain warna-warni dan sebagainya.

Foto 5: Unsur bidang pada kolase yang terbuat dari beragam sobekan kertas, tiket, prangko
(Sumber:Child craft 1972)

Foto 6: Unsur warna pada kolase yang terbuat dari art paper warna merah, kuning, hijau abu-abu.

  • Bentuk: dalam pengertian dua dimensi akan berupa gambar yang tak bervolume, sedang dalam penertian tiga dimensi adalah unsur rupa yang terbentuk karena ruang dan volume. Bentuk ada 2 macam yakni: bentuk dengan struktur beraturan dan terukur (bentuk geometris) dan bentuk yang tak beraturan (bentuk organis). Unsur bentuk pada kolase dapat berupa guntingan atau sobekan kertas/kain, bungkus permen, daun kering, pita, uang logam, tutup botol, potongan kayu, dan sebagainya.

  • Tekstur: merupakan nilai atau sifat atau karakter permukaan dari suatu benda, seperti halus, kasar, bergelombang, lembut, lunak, keras, dan sebagainya. Tekstur secara visual dapat dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Unsur tekstur nyata pada kolase dapat berupa kapas, karung goni, kain sutra, amplas, sabut kelapa, karet busa dan lainya. Sedang tekstur semu dapat berupa hasil cetakan irisan belimbing, tekstur koin di kertas, tekstur anyaman bambu di kertas dan sebagainya.

Foto 7: Macam-macam unsur bentuk pada kolase kancing dan gesper.

Foto 8: Unsur tekstur nyata pada kartu dengan hiasan kolase dari daun kering.
(Sumber:Grigg,Rubena.,2000)

Prinsip Rancangan

Penerapan prinsip rancangan penting diperhatikan dalam kegiatan menata komposisi suatu kolase karena keindahan atau keunikan struktur dan keutuhan maknanya ditentukan oleh ketepatan dalam mengolah unsur rupa sesuai prinsip rancangan. Beberapa prinsip rancangan yang dapat diaplikasikan pada kolase antara lain:

  1. Irama: merupakan penyusunan unsur-unsur visual yang ada atau pengulangan unsur-unsur rupa yang diatur. Jenis pengulangan antara lain: repetitif, alternatif dan progresif. Secara nyata prinsip irama dapat berupa unsur-unsur rupa dari material kolase yang disusun berulang secara dinamis.

  2. Keseimbangan: adalah kesamaan bobot dari unsur-unsur rupa yang diatur. Jumlah unsur rupa yang ditata mungkin tidak sama namun nilai bobotnya seimbang. Keseimbangan ada beberapa jenis, antara lain: keseimbangan sentral/terpusat, keseimbangan diagonal, keseimbangan simetri dan keseimbangan a-simetris. Secara nyata keseimbangan dapat berupa unsur-unsur rupa yang terdapat pada material kolase yang ditata menjadi komposisi yang harmonis.

Foto 9: Unsur irama pada kolase yang tersusun dari sedotan limun.

Foto 10: Unsur keseimbangan pada kolase tersusun dari sobekan kertas warna (Sumber: Child craft, 1972)

  1. Kesatuan: merupakan susunan unsur-unsur visual yang membentuk suatu kesatuan yang saling bertautan membentuk komposisi yang harmonis dan utuh, sehingga tidak ada bagian yang berdiri sendiri. Untuk menciptakan kesatuan, unsur rupa yang digunakan tidak harus seragam, tetapi dapat berbeda atau bervariasi unsur bentuk, warna, tekstur dan bahannya.

  2. Pusat Perhatian: adalah unsur yang sangat menonjol atau berbeda dengan unsur-unsur yang ada disekitarnya Untuk menciptakan pusat perhatian dalam kolase kita dapat menempatkan unsur yang paling dominan atau kontras.

Foto 11: Unsur kesatuan pada kolase yang terwujud
dari kolase daun dan paduan tekstur retakan
(Sumber:Child craft, 1972)

Foto 12: Unsur keseimbangan pada kolase tersusun dari sobekan kertas warna

Ragam bahan

Beragam jenis material dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuat kolase. Secara umum jenis bahan baku kolase dapat dikelompokkan menjadi: (1) bahan-bahan alam (daun, ranting, bunga kering, kerang, batu-batuan dan lain-lain), (2) bahan-bahan olahan (plastik, serat sintetis, logam, karet dan lain-lain) dan, (3) bahan-bahan bekas (majalah bekas, tutup botol, bungkus permen/coklat, dan lain-lain). Ide-ide kreatif membuat kolase dapat dikembangkan dari pemanfaatan material-material kecil seperti kancing, peniti, tusuk gigi dan biji-bijian dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan komposisi kolase yang non-figuratif (abstrak) dan komposisi yang figuratif.

Foto 13: Macam-macam bahan untuk kolase, baik bahan alam maupun bahan sintetik.
(Sumber: Child craft, 1972)

Jenis bahan penunjang yang dibutuhkan dalam pembuatan kolase adalah permukaan suatu benda atau objek yang akan ditempeli kolase. Pada prinsipnya kolase dapat dimanfaatkan di hampir semua jenis bahan/material (kayu, plastik, kaca, kertas, kain, logam dan sebagainya) asalkan permukaan benda tersebut relatif rata.

Peralatan dan Teknik

Jenis peralatan dan teknik kolase yang digunakan perlu disesuaikan dengan jenis bahan bakunya dikarenakan karakter setiap jenis bahan spesifik. Jenis peralatan dan teknik yang digunakan untuk membuat kolase berbahan alam berbeda dengan kebutuhan membuat kolase berbahan olahan atau berbahan bekas. Secara umum peralatan utama yang dibutuhkan adalah :

  1. alat potong : seperti pisau, gunting, gergaji, tang, dan sebagainya.
  1. bahan perekat : seperti lem kertas, perekat vinyl, lem putih/PVC, lem plastik, jarum dan benang jahit, dan jenis perekat lainnya (disesuaikan dengan jenis bahannya).

Berbagai jenis kolase baik yang berbentuk dua dimensi dan tiga dimensi umumnya dibuat dengan teknik yang bervariasi seperti: teknik sobek, teknik gunting, teknik potong, teknik rakit, teknik rekat, teknik jahit, teknik ikat dan sebagainya. Anda dapat memanfaatkan lebih dari satu teknik untuk membuat karya kolase, bahkan teknik campuran bisa dieksplorasi menjadi sentuhan artistik pada karya kolase.

Berbagai metode yang dipergunakan untuk membuat kolase antara lain :

  • Tumpang-tindih atau saling tutup (overlapping)
  • Penataan ruang (spatial arrangement)
  • Repetisi/perulangan (repetition)
  • Komposisi/kombinasi beragam jenis tekstur dari berbagai material.

Foto 14: Teknik overlapping pada karya kolase kertas tissue (Sumber: Welch, Nancy., 2000)

Aplikasi Kolase

Pada uraian di muka telah dijelaskan bahwa pada prinsipnya kolase dapat dimanfaatkan di hampir semua jenis bahan/material (kayu, plastik, kaca, kertas, kain, logam dan sebagainya) asalkan permukaan benda tersebut relatif rata. Namun dalam penerapannya perlu diperhatikan jenis bahan perekat dan teknik yang sesuai dengan bahan dasar dan material kolase. Misalnya, untuk menempelkan kolase perca pada kardus digunakan lem PVC dan teknik jahit; sedangkan untuk menempel kolase dari bahan plastik dipergunakan lem plastik, demikian pula dengan bahan lainnya perlu dipahami prosedur yang benar agar diperoleh hasil yang terbaik.

Foto 15: Aplikasi kolase daun di atas kertas
(Sumber:Grigg, Rubena., 2000)

Foto 16: Aplikasi kolase di atas vas yang terbuat dari kaca (Sumber: Miller, Sharlyn, 2001)

Pemanfaatan

Pada uraian di muka telah dijelaskan bahwa keberadaan kolase dalam kehidupan manusia mencakup kebutuhan yang variatif meliputi: fungsi pakai, fungsi hias dan fungsi ekspresi. Jenis karya kolase yang dihasilkan memiliki karakter spesifik. Aplikasi kolase sebagai fungsi pakai/hias umumnya lebih menampilkan komposisi dengan kualitas artistik yang bersifat dekoratif. Sedang aplikasi kolase yang lebih bebas sebagai fungsi ekspresi seni tampak lebih berani dalam mengeksplorasi ide-ide kreatif, bahan dan teknik untuk menghasilkan karya kolase yang unik dengan sentuhan estetis atau nuansa surealistik.
Material apapun dapat anda manfaatkan dalam pembuatan kolase asalkan ditata menjadi komposisi yang menarik atau unik, berupa: komposisi murni (komposisi abstrak) atau karya yang menampilkan obyek tertentu. Selanjutnya anda dapat mengembangkan kolase lebih bebas dan kreatif sebagai karya kolase yang tidak sekedar tampil sebagai unsur artistik yang bersifat pendukung namun dapat dikembangkan menjadi berbagai ide kreatif dengan tema – tema surealistik, misalnya menampilkan imagi/gambar yang super realis atau gambar yang berhubungan dengan mimpi, fantasi dan alam bawah sadar. Dengan pendekatan kreatif semacam ini, maka kolase gambar yang tidak saling terkait bisa terlihat logis.

Kreatif Membuat Kolase

Anda dapat mencoba pendekatan kreatif ini dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini :
a. Pendistorsian proposi bentuk normal menjadi bentuk yang tak lazim
b. Imaji/gambar diluar konteks yang umum.
c. Perbandingan proposi bentuk objek yang satu dengan objek yang lain dibuat tak lazim (kontras atau dramatis).

Foto 17: Seni Kolase yang menampilkan bayangan wajah yang diisi kolase gambar, foto dan teks (Sumber:Linderman, E.W., 1984)

Foto 18: Seni lukis mix-media yang bertema Surealistik, dimana obyeknya tidak saling berhubungan (Sumber: Welch, Nancy., 2000)

Mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa tumpukan barang – barang bekas yang sudah tak terpakai di rumah dapat beralih fungsi sebagai benda fungsional/hias yang artistik dan unik. Pemanfaatan unsur kolase dengan sentuhan artistik pada barang – barang bekas akan merubah tampilan visual barang-barang limbah tersebut akan menjelma jadi “benda baru” yang memikat. Kegiatan kreatif ini akan menjadi kegiatan pengisi waktu luang yang mengasyikan untuk dikerjakan bersama teman-teman dan anggota keluarga. Berbagai ide-ide unik dapat dikembangkan dengan bebas tanpa harus terikat pada ketentuan kaidah-kaidah seni yang berlaku. Dalam hal ini yang terpenting adalah memperoleh pengalaman estetik, keterampilan artistik dan kebebasan ekspresi dalam menghasilkan berbagai kreasi seni yang bersifat personal.
Berikut ini anda akan diberikan tips – tips praktis mengembangkan kreativitas dan kepekaan artistik memanfaatkan kolase pada berbagai jenis produk dan karya seni yang atraktif. Jenis proyek yang akan diketengahkan disini antara lain :

Kartu Ucapan dengan Kolase Hias

Kartu ucapan hadir sebagai tanda peringatan atas berbagai peristiwa dalam kehidupan manusia, baik peristiwa/suasana suka cita maupun duka cita. Selain itu kartu ucapan merupakan sarana komunikasi, silaturahmi dalam mengekspresikan berbagai ungkapan perasaan terdalam dan penuh ketulusan seperti : rasa kasih saying, rasa simpati, rasa hormat, rasa syukur, rasa hara, rasa suka cita dan sebagainya. Setiap orang bisa mengungkapkan perasaanya secara bebas dan personal melalui kartu ucapan.
Anda dapat memanfaat kartu ucapan yang siap pakai atau membuat sendiri kartu ucapan tersebut. Dapat dipastikan bahwa setiap orang akan senang dan bahagia ketika menerima atau membuatnya. Berdasarkan tujuan penciptannya, kartu ucapan dapat dibedakan menjadi :

  1. Kartu atas kelahiran anak
  2. Kartu selamat ulang tahun
  3. Kartu selamat atas kesuksesan
  4. Kartu bela sungkawa/turut berduka cita
  5. Kartu hari besar keagamaan

Kartu ucapan yang dijual ditoko – toko tersedia dalam 2 macam, yaitu : kartu ucapan kosong (tanpa teks) dan kartu ucapan dengan teks. Bentuk, bahan, warna, hiasan pada ucapan dan cara pembuatannya berbeda – beda, ada yang berupa produk massal dan ada pula yang terbatas jumlahnya (limited edition). Ada yang dikerjakan dengan mesin ada pula yang dibuat secara manual (hand made). Berbagai bentuk dan warna kartu ucapan diciptakan dengan berbagai pertimbangan artistik. Ada kartu ucapan yang segi empat, bulat, oval, hati, namun ada pula yang dapat dirakit jadi 3D dan diberi irama musik yang indah. Kartu ucapan yang anda berikan akan terasa lebih istimewa dan berkesan jika anda mendesain dan membuat sendiri kartu ucapan tersebut.

Bahan dan alat yang diperlukan :

  1. gunting
  2. lem UHU dan lem putih (PVC)
  3. elemen dekorasi berupa : daun-daun kering, bungkus permen/ coklat.
  4. kertas karton emas
  5. cat/spidol emas
  6. kuas cat dengan ujung runcing
  7. renda – renda dan pita emas
  8. kain bludru/flanel warna gelap (hijau tua, biru tua, coklat tua, hitam)
  9. pensil
  10. kertas crepe warna merah
  11. payet emas/perak

Prosedur Pembuatan :
1. Siapkan bahan dan alat yang akan dipergunakan untuk membuat kartu ucapan. Sebelum menentukan ukuran kartu ucapan, sebaiknya terlebih dahulu ukur amplopnya. Lalu potong kertas emas sesuai ukuran amplop lalu lipat jadi 2 bagian sama besar. Ukur dan gambar bidang yang akan diberi hiasan kolase, lalu potong kain flannel hitam sesuai ukuran bidang yang akan dihias tersebut.

Foto 19: Bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam berkarya.

Foto 20: Potong kain flannel untuk bagian tengah kartu ucapan.

2. Gunting kain flannel berbentuk persegi panjang lalu temple pada sisi muka kartu, sisakan pinggir tepinya sekitar 4 cm. Untuk menciptakan "bingkai" untuk alas flanel tersebut potong kertas crepe merah dengan lebar + 1-1,5 cm sebanyak 4 potong untuk keempat tepinya. Potong kertas crepe zig – zag lalu tempel di sekiling kain flannel dengan lem putih yang telah diberi air sedikit.

Foto 21: Prosedur pembuatan “bingkai” untuk alas flannel harus dilakukan dengan kecermatan dan kerapihan.supaya hasil kerja maksimal. Anda dapat gunakan kuas untuk memudahkan proses kerja.

3. Untuk memperindah tampilan kartu, beri hiasan berupa pita emas polos dan renda emas di sekeliling bingkai kertas crepe merah. Selanjutnya pilih bentuk daun kering yang menarik lalu jiplak bentuknya pada kertas emas bekas bungkus coklat atau anda dapat mengecat daun tersebut dengan cat/spidol emas. Supaya komposisi bidang tidak terlihat kososng maka isilah bidang tersebut dengan dua guntingan kolase hias berbentuk daun.

Foto 22: Tempel kolase kertas emas berbentuk daun pada kain flannel menggunakan lem.

4. Setelah kartu ucapan diberi dekorasi kolase kertas emas berbentuk daun selanjutnya anda dapat menambahkan payet emas secukupnya untuk memperindah tampilan keseluruhannya. Sesuaikan warna payet dengan nuansa warna emas yang dominan pada kartu ucapan tersebut.

Foto 23: Kreasi Kartu Ucapan dengan unsur kolase hias. Anda dapat membuat beberapa variasi dekorasinya.

Foto 24: Kolase hias dapat diaplikasikan sebagai unsur artistik pada paper bag polos. Material alam dapat dikombinasi dengan kertas metalik bekas bungkus coklat.

Kotak Tissue dengan Hiasan Kolase

Saat anda berniat membereskan rumah dari barang-barang bekas yang ada, dapat dipastikan salah satunya adalah kemasan kardus bekas aneka barang atau kotak sepatu. Jika anda tidak membutuhkannya lagi janganlah anda buru-buru buang kotak-kotak kardus tersebut. Dengan sedikit keterampilan dan kreativitas maka barang-barang bekas yang tak bernilai itu dapat “menjelma “ menjadi kotak tissue yang artistik. Anda dapat menambahkan kolase hias dari perca untuk menutupi permukaan kotak sepatu bekas itu sehingga tampilannya lebih atraktif.

Bahan & Peralatan yang dibutuhkan:
Kardus sepatu bekas, kain flannel warna hitam, potongan perca, kapur tekstil, gunting kain, kuas ukuran kecil lem putih dan lem UHU, wadah plastik, payet (aneka bentuk dan warna ), jarum payet, benang aneka warna, pita emas 1 m.

Prosedur pembuatan :
Sebelum mulai bekerja, siapkan bahan dan alat yang diperlukan agar memudahkan proses kerja anda. Langkah kerja yang memerlukan persiapan khusus adalah mengumpulkan perca-perca sebagai material kolase. Potongan perca yang akan anda gunakan terlebih dahulu perlu disortir atau dipilih jenis warna, bahan dan teksturnya.

1. Sebelum mulai bekerja, siapkan bahan dan alat yang diperlukan agar memudahkan proses kerja anda. Langkah kerja yang memerlukan persiapan khusus adalah mengumpulkan perca-perca. Anda dapat memperolehnya dari tukang-tukang jahit yang memiliki banyak sisa-sisa perca dari bahan jahitannya. Potongan perca yang akan anda gunakan terlebih dahulu perlu disortir atau dipilih jenis warna, bahan dan teksturnya.

Foto 25: Bahan dan Alat yang diperlukan untuk membuat Kotak Tissu Berhias Kolase Perca, seperti : kotak sepatu bekas, perca, kain flannel, pita emas, payet, manik,gunting, jarum payet, benang warna, lem PVC.

2. Setelah selesai mensortir perca yang akan digunakan, selanjutnya anda bisa mulai menggambar pola kotak tissue di atas kain flannel. Gunakan kapur tulis-jahit sebagai alatnya. Lalu jahit jelujur dengan benang warna bidang yang akan diberi hiasan kolase agar lebih jelas.

Foto 26: Pilih kemasan kotak sepatu yang bertutup terpisah. Lalu buka lipatannya dan gunakan sebagai acuan gambar pola.

Foto 27: Selanjutnya tandai bagian bidang yang akan diberi payet dengan jahitan benang jelujur.

3. Langkah selanjutnya adalah menyusun atau menata perca-perca di atas bidang flannel yang akan dihias. Anda bisa mengkombinasikan bahan brokat yang bertekstur timbul dengan sifon atau organdi yang permukaanya lebih rata dan halus. Bisa juga anda memadukan tekstil polos dengan tekstil bermotif, hingga tercipta komposisi yang lebih menarik. Warna-warna perca bisa anda tata dalam komposisi kontras atau tumpang tindih hingga diperoleh efek warna yang unik. atau agak kalem dengan warna-warna yang senada. Disini anda bebas memilih warna dan berkreasi sesuai cita rasa artistik pribadi dan kreativitas anda. Tata kolase perca di atas kain flannel dengan teknik over-laping.

Foto 28: Tempel kolase perca menggunakan lem putih yang telah diberi air. Gunakan kuas untuk mengerjakannya. Lalu pasang payet dan manik-manik untuk mem- perindah kolase perca tersebut.

4. Setelah payet dan manik-manik selesai terpasang, proses selanjutnya adalah menempelkan kain flannel di kardus kotak sepatu. Dimulai dengan menempelkannya pada badan kotak, lalu pada bagian tutupnya. Gunakan lem putih (PVC) yang telah diberi air untuk merekatkannya. Untuk mempercepat proses pengerjaannya gunakan kuas ukuran sedang atau gunakan jari tangan telunjuk yang telah dibungkus kain flannel sebagai ganti kuas.

Foto 29: Upayakan seluruh permuka-an kain flannel telah di pulas lem secara merata. Jangan gunakan campuran air terlalu banyak, supaya lem tidak tembus ke sisi muka

Foto 30: Setelah seluruh sisi-sisi luar kotak tertutup kain flannel, lanjutkan proses yang sama untuk bagian dalam kotak. Perhatikan kerapihan dan kecermatan dalam pengerjaannya. Hal ini akan mempengaruhi hasil konstruksi kotak tissue.

5. Langkah berikutnya adalah memasang pita emas pada keempat tepi atas kotak tissue menggunakan lem. Setelah itu tempel roncean payet merah menutupi tepi luar pita emas dan sekeliling kotak serta keempat garis sudutnya, sehingga perpaduan keduanya memperindah tampilan badan kotak tissue.

Foto 31: Pemasangan roncean payet merah pada kotak tissue merupakan aksentuasi warna yang mempertegas dan memperindah bentuk badan kotak tissue berhias kolase.

6. Lakukan proses yang sama untuk melapisi bagian tutup kotak tissue. Perbesar ukuran tutupnya sekitar 5-7 mm di setiap sisinya karena akan dilapisi kain flannel. Tahap ini membutuhkan perhatian dan ketelitian ekstra dalam pengerjaannya agar konstruksi tutup dan badan kotak tissue cukup kuat dan persisi sudut-sudutnya.

Foto 32: Hiasan kolase perca pada bagian tutup kotak tssue memperindah tampilan kotak. Pilih warna dan bagian motif brokat yang artistik padukan dengan payet.

Foto 33: Kardus kotak sepatu telah menjelma menjadi “produk baru” yang lebih indah dan menarik. Kotak tissue berhias kolase perca menjadi penghias meja yang menawan.

Kolase Gambar Bayangan (Siluet) Wajah

Aktivitas bercermin merupakan aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan oleh semua orang. Di cermin anda akan melihat refleksi wajah anda sendiri, namun tidak semua orang pernah melihat siluet wajahnya sendiri dari tampak samping. Memang tidak mudah untuk dapat melakukannya, karena dibutuhkan kondisi pencahayaan khusus dan bantuan orang lain untuk menggambar atau menggunting siluet wajah tampak samping anda. Berikut ini anda akan diberi tips praktis membuat siluet wajah dengan teknik kolase kertas memanfaatkan teks-teks atau foto-foto dari majalah bekas. Kreasi kolase siluet wajah anda dan keluarga akan menjadi elemen estetis interior ruang tamu yang atraktif dan unik.

Bahan & Peralatan yang dibutuhkan:
Kertas karton putih, kertas karton warna (misalnya: merah atau hitam) untuk alas siluet, lampu sorot atau lampu baca, spidol/pensil, gunting kertas, lem kertas atau lem putih, teks-teks atau foto/gambar dari majalah dan bingkai kaca siap pakai.

Prosedur pembuatan :
1. Sebelum mulai bekerja, siapkan bahan dan alat yang diperlukan agar memudahkan proses kerja anda. Langkah kerja yang memerlukan persiapan khusus adalah memilih jenis teks dan foto/gambar yang sesuai dengan karakter diri anda atau orang lain. Hal ini memang tidak mudah untuk dilakukan mengingat diperlukan proses refleksi pengenalaan kualitas pribadi diri sendiri atau orang lain. Walau prosesnya bersifat sangat personal namun mengasyikan proses pembuatannya.

Foto 34: Bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan Kolase Siluet Wajah.


2. Gambar siluet wajah dengan bantuan lampu sorot atau lampu baca yang dipantulkan ke dinding yang telah ditempeli karton putih. Perhatikan dan amati baik-baik bayangan atau siluet wajah yang terlihat lalu gambar dengan pensil atau spidol. Lakukan proses ini dengan cermat agar karakter siluet terlihat lebih personal.

Foto 35: Gambarlah siluet pada kertas kartun putih menggunakan pensil atau spidol.

3. Selanjutnya gunting gambar siluet wajah pada karton putih bagian demi bagian hingga terbentuk siluet wajah tampak samping secara utuh.

Foto 36: Gunting siluet wajah mengikuti gambar wajah tampak samping. Kerjakan dengan cermat agar karakter wajah tidak berubah

4. Gunting bagian teks dari artikel di majalah-majalah yang anda rasakan cocok untuk merepresentasikan karakter diri anda atau orang lain. Lalu tata potongan kertas dan foto-foto/gambar tersebut pada kertas karton berbentuk siluet wajah sesuai selera artistik anda. Jika keseluruhan komposisi kolase kertas dirasakan telah serasi, menyatu dengan makna konsep diri yang ingin direpresentasikan maka selanjutnya anda dapat memberinya lem perkat. Pastikan seluruh karton putih telah terisi oleh teks dan gambar/foto.

Foto 37: Pilih kolase teks dan gambar atau foto yang dapat merepresentasikan karakter diri anda.

5. Tempel siluet wajah yang telah berhiaskan kolase teks dan gambar/foto pada alas karton berwarna. Anda dapat memilih jenis warna karton sesuai selera anda atau disesuaikan dengan warna-warna yang dominan muncul dalam komposisi unsur kolase teks dan foto.

Foto 38: Penempelan siluet

6. Hasil kreasi kolase yang anda ciptakan dapat anda kembangkan menjadi “Album Siluet” atau “Hiasan Dinding” yang menarik, penuh kesan dan kenangan.

Foto 39: Hasil kreasi


semua artikel
1 - 2 - 3 - 4 - 5 - 6 - 7 - 8 - 9 - 10 - 11
halaman selanjutnya

PUSTEKKOM © 2006

Pengikut