Powered By Blogger

Rabu, 27 Mei 2009

Perjalanan Sampah Plastik



Oleh Khazinah

Meninjaklanjuti aksi Hari Bumi 22 April 2008 yang lalu, setelah melalui proses pemilahan dan pencucian, kemudian terkumpullah sampah plastik yang sudah bersih. Aksi kami (Pemulung Sampah Gaul, atau PSG) selanjutnya adalah: tiap kelompok bermusyawarah tentang karya apa saja yang akan dibuat. Mulanya kami tidak tahu bagaimana cara mengolah sampah plastik yang begitu banyak itu. Tidak ada pembimbing khusus yang mengajari kami tentang bagaimana cara membuat kerajinan dari plastik. Tapi, meskipun demikian, kami para PSG tetap bersemangat mencari ide untuk membuat sampah plastik menjadi sesuatu yang lebih berharga. Dalam benak kami tertancap kata-kata penyemangat: saya bisa, saya harus bisa, saya pasti bisa.
Pada awalnya kerajinan plastik yang kami rancang itu dibuat secara manual. Meskipun dengan cara manual, ternyata kami bisa menghasilkan beberapa macam bentuk kerajinan dari plastik seperti tas, dompet, tempat alat tulis, dan sebagainya. Hasilnya tidak begitu mengecewakan, meskipun tidak seperti yang diperjualbelikan di toko-toko kerajinan. Tapi itu adalah sebuah kebanggaan bagi kami yang telah ikut berpartisipasi mengurangi polusi sampah yang kian membludak.
Pada proses pembuatan kerajinan plastik, semangat kami sempat surut, karena sulitnya mendapatkan peralatan dan perlengkapan yang kami butuhkan untuk lebih mempercantik hasil kerajian sampah plastik. Bahkan ketika beberapa dari teman kami mencari toko yang menjual peralatan dan perlengkapan tersebut, mereka sempat kelimpungan sebab di daerah kami sangat sulit menemukan toko yang menjual peralatan dan perlengkapan untuk mengolah kerajinan sampah plastik Karena sulitnya mendapatkan peralatan dan perlengkapan tersebut, maka kami terpaksa menggunakan bahan seadanya yang sekiranya dapat mempercantik hasil kerajinan kami. Kami menggunakan pita, selang, benang siyet, plastik mika, risleting, dan alat-alat sederhana lainnya.
Ternyata hasilnya cukup memuaskan. Bahkan, setelah melihat hasil kerajinan sampah plastik yang kami buat, banyak lembaga lain yang ingin belajar dari kami tentang pemanfaatan sampah menjadi sesuatu yang layak pakai.Terkait dengan ini, maka pada tanggal 4-5 Juni 2008 kemarin dua orang anggota PSG diutus untuk menyalurkan sedikit ilmu dan pengalamannya untuk melatih teknik pengolahan sampah plastik menjadi kerajinan. Dua orang anggota PSG itu mengajari siswi-siswi Madrasah Aliyah 1 Annuqayah putri yang juga punya kepedulian lingkungan. Beberapa sekolah lain sudah menghubungi kami dan ingin belajar tentang pengolahan sampah plastik, di antaranya Madrasah Aliyah Annajah I Karduluk.
Dalam satu pekan terakhir, pengerjaan kerajinan sampah plastik ini semakin mendapat angin segar. Selain tersedianya peralatan pendukung yang lebih baik, seperti tali tas 'beneran', anak-anak PSG secara berkala dan intensif saat ini digembleng khusus untuk peningkatan mutu dan desain kerajinan oleh Lora Khathibul Umam yang kebetulan sedang berlibur—beliau kuliah di Jogja.
Dan alhamdulillah saat ini kami bisa menghasilkan karya yang lebih baik dari sebelumnya dan sudah layak untuk dijual. Sampai saat ini hasil karya kami sudah terkumpul sangat banyak dari berbagai model dan bentuk mulai dari tempat pensil yang berbentuk persegi empat hingga segi tiga.
Kabar terakhir, hasil kerajinan kami mendapat perhatian khusus dari pihak sekolah. Insya Allah, di ajang lomba menjelang pembagian rapor bulan depan, di Madaris 3 akan diadakan Pameran Karya Siswa yang di antaranya akan menampilkan hasil kerajinan kami. Bahkan, kemarin kami mendapat kabar bahwa aktivitas kami akan diliput oleh Madura Channel, televisi lokal di Madura.
Teman-teman PSG, jangan berhenti berkarya!

Khazinah, siswi XI IPS SMA 3 Annuqayah, anggota Pemulung Sampah Gaul (PSG).

0 komentar:

Pengikut